Kata Mutiara 5

Hidup itu penuh masalah jangan kau tambah masalah tapi carilah solusi bukan lari

Kata Mutiara 1

Menebar Manfaat Untuk Umat

Kata Mutiara 2

Bila Tak Mampu Melakukan Kebaikan Jangan Lakukan Keburukan

Kata Mutiara 3

Biarkan Orang berkata apa, tapi dirimu tetap dalam kebaikan

Kata Mutiara 4

Tidaklah ujian itu mendatangimu melainkan kebaikan mengikuti dibelakannya bila kau bersabar

Selasa, 22 Maret 2011

NASIHAT UNTUK PARA SALIKIN (PENCARI KEBENARAN) part 2 of 6

Imam Al Gazali
Ilmu Tanpa Amal Adalah Gila dan Amal Tanpa Ilmu Tidak Berguna



Wahai Anakku, berapa banyak malam yang engkau menghidupkannya dengan mendalami ilmu dan mempelajari buku-buku serta menahan diri sekuat tenaga untuk tidak tidur: Saya tidak tahu faktor apa yang membangkitkanmu melakukan itu, meskipun kau memperoleh harta benda yang banyak, menarik kendalinya, mendapatkan berbagai kedudukan, dan membangga-banggakan keberhasilan itu di depan teman-teman dan orang-orang yang seangkatan denganmu. Celakalah kamu dan kamu benar-benar celaka! Jika tujuanmu dan seluruh perbuatanmu itu untuk menghidupkan syari'at Nabi saw., mendidik akhlak dan menahan nafsu amarah, maka berbahagialah kamu, kemudian berbahagialah kamu.
Terjaga matamu untuk selain Wajah- Mu
Hanyalah kesia-sian 
Tangisanmu karena kehilangan kekasih selain-Mu
Hanyalah kebatilan

Wahai Anakku, hiduplah sekehendakmu! maka sesungguhnya engkau akan mati. Cintailah siapa saja yang engkau kehendaki! maka sesungguhnya engkau pasti berpisah dengannya. Ber-amal-lah sekehendakmu! maka sesungguhnya engkau pasti dibalas atas perbuatan itu.
Wahai Anakku, manfaat apa yang kau peroleh dengan keberhasilanmu menguasai ilmu kalam, ilmu debat, ilmu kedokteran, ilmu undang-undang kepemerintahan, ilmu syair, perbintangan, ilmu musik, dan tata bahasa. Saya melihatmu tidak memperoleh manfaat apa-apa selain umurmu yang tersia-sia dengan menentang Tuhanmu. Sesungguhnya saya melihat di dalam Injil Isa as berkata, "Satu jam saja yang disia-siakan dari seluruh usianya hingga orang itu menjadi jenazah yang diantarkan ke kuburan akan ditanya oleh Allah dengan 40 pertanyaan. Pertama akan ditanya, 'HambaKu, selama bertahun-tahun kamu mensucikan tubuhmu dari (karena) pandangan makhluk, dan kamu tidak mensucikannya satu saat pun dari (karena) pandanganKu, padahal setiap hari Allah memandang hatimu dengan berkata: Kamu telah berbuat untuk selainKu, padahal kamu dikelilingi dengan kebaikanKu. Engkau tuli tidak mendengar."
Wahai Anakku, ilmu tanpa amal adalah gila dan amal tanpa ilmu tidak berguna.
Ketahuilah, ilmu yang pada hari di mana kau hidup tidak menjauhkanmu dari maksiat, tidak membawamu pada ketaatan, dan kelak tidak menjauhkanmu dari neraka Jahannam. Jika pada hari itu kau tidak mengamalkannya dan tidak menebus hari-hari yang telah lewat dengan mengamalkan ilmu, maka kelak di hari kiamat kau akan berkata, "Tuhan, kembalikan kami ke dunia, kami akan beramal shalih." Keluhan itu akan dijawab, "Hai orang tolol, dari sana kamu datang!" Wahai Anakku, jadikanlah cita-cita dan semangat yang tinggi dalam ruhmu, keteguhan di dalam jiwa, dan kematian dalam badan, karena tempat kembalimu adalah kuburan. Penghuni kubur selalu menantimu setiap saat dan bertanya-tanya kapan kau menyusul mereka. Karena itu, hati-hatilah jangan sampai engkau menyusul mereka dengan tanpa bekal.Abu Bakar Shiddiq ra berkata. "Ini adalah jasad yang menjadi sarang burung atau menjadi liang binatang melata. Berpikirlah kamu! Renungkanlah dirimu. mana di antara dua pilihan itu yang engkau pilih. Jika kau ingin jasadmu menjadi burung yang terbang tinggi, maka dengarkanlah dengung panggilan Tuhan. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan terbang tinggi ke hadiratNya,lalu hinggap di pelataranNya yang tinggi dengan permata hatimu. Rasulullah saw. bersabda: "Arsy Dzat Yang 'Maha Pengasih bergetar hebat karena kematian Su'ad bin Mu'udz."
Engkau berlindunglah kepada Allah agar jasadmu tidak menjadi liang binatang melata. Allah swt. berfirman: "Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi." (QS.Al Araf:179). Jika sudah demikian, tandanya kau tidak aman. Kepindahanmu dari pojok kampung dunia ke dasar neraka tidak aman. Kau dilemparkan dari dunia ke jurang neraka yang terdalam. Diriwayatkan bahwa Hasan Basri diberi segelas minuman air putih yang dingin. Ia mengambil gelas itu dan tiba-tiba ia tidak sadar sehingga gelas itu terjatuh dari tangannya. Ketika sudah siuman, ia ditanya, "Mengapa engkau, hai Abu Sa'id (panggilan Hasan Basri)?" la menjawab, "Saya ingat angan-angan penduduk neraka ketika mereka berkata kepada penduduk surga, 'Berilah kami sedikit air atau rezeki yang kamu terima dari Allah.'"
Wahai Anakku, seandainya ilmu saja sudah kau anggap cukup dan kau tidak butuh amal selain ilmu itu, tentu ada seruan yang bertanya-tanya, "Adakah ia seorang pemohon, adakah ia seorang yang minta ampun, adakah ia seorang yang bertobat? Ia adalah seorang yang sia-sia dan tidak memiliki faidah." Diriwayatkan bahwa sekelompok sahabat mendatangi Rasulullah saw. dan mengadukan kepada beliau perihal Abdullah bin 'Umar; lalu dijawab, "Sebaik-baik pria adalah ia seandainya ia shalat malam."
Rasulullah saw. berkata kepada salah seorang sahabatnya, "Hai Fulan Janganlah kamu banyak tidur malam, karena banyak tidur malam menyebabkannya fakir pada hari kiamat."
Wahai Anakku, di sebagian malam, bertahajjudlah kamu. Jadikanlah tahajjud sebagai perintah. Di waktu sahur, mereka yang mohon ampun adalah bersyukur. Orang-orang yang mohon ampun di waktu sahur adalah dzikir. Rasulullah saw. bersabda: "Tiga suara yang dicintai Allah [adalah]: suara kokok ayam jantan, suara orang membaca Al Quran dan suara orang mohon ampun di waktu sahur."
Sufyan Al Tsauri berkata, "Sesungguhnya Allah menciptakan angin di waktu sahur untuk membawa dzikir dan istigfar ke Dzat Maha Raja dan Maha Perkasa." Ia juga berkata,
"Jika sudah memasuki awal malam, ada seruan yang menyeru dari bawah Arsy: 
Ingatlah, bangunlah, hai orang-orang yang ahli ibadah. 
Mereka pun bangun dan shalat seperti yang dikehendaki Allah. 
Kemudian di pertengahan malam, ada seruan lagi yang menyeru: 
Ingatlah, bangunlah, hai orang-orang yang taat. 
Mereka pun bangun dan shalat hingga waktu sahur. 
Jika sudah memasuki waktu sahur, ada seruan lagi yang menyeru: 
Ingatlah, bangunlah, hai orang-orang yang mohon ampun. 
Mereka pun bangun dan mohon ampun. 
Ketika waktu fajar telah tiba, ada seruan lagi yang menyeru: 
Ingatlah, bangunlah, hai orang-orang yang lupa. 
Mereka pun bangun dari tempat tidur mereka seperti mayit-mayit yang bangkit dari kuburan mereka."

Wahai Anakku, diriwayatkan dalam wasiat Luqman Al Hakim yang berkata kepada anaknya, "Wahai anakku jangan sampai ayam jantan lebih pintar daripada kamu. Ayam jantan itu menyeru di waktu sahur, sedangkan engkau tidur."
Di tengah malam, merpati membisikkan suara
Dengan suara yang merdu dan lembut
Sedangkan kau enak-enakkan tidur 
Demi Baitullah, kau berdusta
Seandainya kau mengatakan sebagai perindu Allah 
Tentu burung-burung merpati itu.
Tidak meratapi tidurmu 
Bangunlah, sesungguhnya kau orang yang bingung 
Kau pikir, kau seorang Pencinta Tuhanmu
Tetapi engkau tidak menangis
Sementara merpati itu menangis .

Hakikat Ilmu
Wahai Anakku, hakikat ilmu adalah kesadaranmu bahwa ketaatan dan ibadah adalah inti ilmu.
Ketahuilah. ketaatan dan ibadah mengikuti Pembuat syari'at dalam semua perintah dan larangan, dengan ucapan dan tindakan. Artinya, setiap yang kamu katakan, yang kamu kerjakan, yang kamu tinggalkan dan yang kamu tekuni, dijalani dengan mengikuti syari'at. Jika kamu mengerjakan sesuatu perbuatan yang tidak diperintahkan seperti itu, maka itu bukan ibadah. Sebagaimana juga jika kamu berpuasa pada hari Raya dan hari-hari Tasyriq, maka kamu dihitung maksiat; atau kamu shalat dengan pakaian yang dibenci Allah, maka kamu dihukumi berbuat dosa, meskipun dua perbuatan itu bentuk zahirnya ibadah.
Wahai Anakku, haruslah ucapan dan tindakanmu sesuai dengan syari'at, karena ilmu dan amal dengan tanpa mengikuti syari'at adalah tersesat.
Kamu juga tidak boleh tergoda atau tertipu oleh polesan dan sebutan sufi, karena jalan sufi hanya ditempuh dengan mujahadah, berjuang sungguh-sungguh, memutus hawa nafsu dan membunuh dorongan syahwat dengan pedang riyadlah (latihan spiritual dengan mengendalikan hawa nafsu), tidak dengan polesan, sebutan atau atribut-atribut sufi.
Ketahuilah, lidah dan hati yang dipenuhi dengan kelupaan dan syahwat adalah tanda-tanda kesengsaraan, sehingga seandainya engkau tidak membunuh nafsu dengan mujahadah yang benar, maka hatimu tidak akan dihidupkan dengan cahaya ma'rifat.
Ketahuilah. sebagian masalahmu yang kamu tanyakan ke pada saya tidak cukup dijawab dengan tulisan, buku atau ucapan. Mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu adalah mustahil karena itu adalah persoalan dzauq atau rasa. Setiap yang masuk kategori dzauq atau rasa tidak bisa dijelaskan atau disifati dengan ucapan, sebagaimana manisnya manisan dan pahitnya empedu tidak bisa diketahui kecuali dengan dzauq atau rasa. Sebagai contoh, dikisahkan, seseorang yang impoten menulis surat kepada temannya, "Beritahu saya kelezatan hubungan seksual, bagaimana adanya dan rasanya." Temannya menjawab. "Wahai Temanku. Sebelumnya saya telah mendugamu pasti kamu adalah seorang yang impoten, dan sekarang saya tahu bahwa, selain kamu orang yang impoten, kamu juga seorang yang tolol, karena kelezatan seksual adalah masalah rasa. Jika hanya dari sekedar tahu saja, kamu tidak akan mungkin memahami, karena pengetahuan ini tidak mungkin diperoleh dengan digambarkan secara ucapan dan tulisan."

NASIHAT UNTUK PARA SALIKIN (PENCARI KEBENARAN)part 1 of 6

Imam Al Gazali
Ketahuilah, salah seorang murid Al Ghazali yang telah menyertai gurunya selama bertahun-tahun bertanya-tanya kepada dirinya. Ia berguru, menemani dan melayani gurunya dalam waktu yang cukup lama. Berbagai ilmu dan pengalaman spiritual telah diperolehnya, tetapi ia masih merasa ragu terhadap dirinya. Ia berkata kepada dirinya, "Saya telah membaca berbagai macam ilmu. Usiaku habis untuk belajar dan mengumpulkan bermacam-macam ilmu. Hingga sekarang saya tidak mengetahui ilmu yang mana yang bermanfaat bagiku dan menemaniku kelak di alam kubur. Saya juga tidak tahu ilmu mana yang tidak bermanfaat bagiku sehingga saya harus meninggalkannya. Padahal Rasulullah saw. telah berdoa: "Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung denganMu dari ilmu yang tidak bermanfaat."
Ia terus berpikir dan berpikir sampai akhirnya memutuskan untuk menulis surat kepada gurunya, Al Ghazali. Ia mengadukan kepadanya kegelisahan hatinya dan meminta nasihat. Ia memang mengaku sudah banyak memperoleh pelajaran dari gurunya, tetapi yang dicari belum ditemukan. Salah satu ucapan yang disampaikan kepada gurunya adalah sebagai berikut: "Beberapa buku karangan Syekh, seperti Kitab Ihya' dan kitab-kitab yang lain memang sudah menjawab masalah saya. Akan tetapi, maksud saya di sini adalah agar Syekh menuliskan untuk saya nasihat yang tertulis hanya dalam beberapa lembar kertas. yang saya bisa membawanya sepanjang hidup saya dan mengamalkannya."
Kemudian Al Ghazali menulis jawaban. Surat itu kepada muridnya sebagaimana berikut.
Ilmu adalah Untuk Diamalkan
Ketahuilah, wahai anakku yang mulia dan sahabat yang ikhlas, - semoga Allah melanggengkan ketaatanmu kepadaNya dan melangkahkan kakimu dijalan para kekasihNya-, Sesungguhnya tebaran nasihat ditulis dari tambang risalah Rasulullah saw. Jika nasihat dari beliau telah sampai kepadamu, maka nasihat apa lagi yang kamu butuhkan dariku. Jika belum sampai, maka katakan kepadaku apa yang telah kamu peroleh selama bertahun-tahun ini dari ilmu yang telah kau raih? Sementara pada saat yang sama engkau habiskan waktumu mencari ilmu itu.
Wahai Anakku di antara nasihat Rasulullah saw. yang sangat berharga adalah sabda beliau ini:
"Tanda-tanda Allah berpaling dari hambaNya adalah kesibukan hamba itu dengan sesuatu yang tidak berarti. Jika seseorang sesaat saja dari usianya hilang untuk sesuatu yang tidak berguna bagi tujuan penciptaannya, maka patut baginya mendapatkan kerugian yang panjang: dan barangsiapa telah melewati 40 tahun dan kebaikannya tidak mengalahkan kejelekannya, maka bersiap-siaplah ke neraka."
Nasihat ini sudah cukup bagi orang yang benar-benar ahli ilmu. Wahai Anakku, urusan nasihat sangat mudah, yang sulit adalah menerima nasihat. Karena menerima nasihat bagi hawa nafsu terasa pahit, sementara larangan-larangan itulah yang disukai oleh sebagian besar manusia, khususnya bagi orang yang hanya sibuk mencari ilmu, dimana ilmunya tersebut digunakan hanya untuk memperoleh keagungan dan kemulian dunia. Dengan upayanya mencari ilmu itu - dia hanya bertujuan untuk mendapatkan ilmu semata - bukan untuk diamalkan - agar ilmu tersebut dinisbatkan kepadanya. Dengan demikian orang akan berkata "Si Fulan seorang yang berilmu (sarjana, master, doktor dll -pentj) dan mulia". Orang yang terakhir ini hidupnya hanya sibuk mengurusi nafsu dan memasuki lorong-lorong kehidupan dunia. Ia mengira bahwa dengan mendapatkan ilmu semata, kehidupannya akan selamat dan terlepas dari kesengsaraan. Ia tidak butuh amal. Ini adalah keyakinan para filsuf. Mahasuci Allah. Ia tidak mengetahui ketentuan ini ketika sudah mendapatkan ilmu dan tidak mengamalkannya, ia justru berhujjah dengan sekian banyak dalil yang memperkuat asumsinya bahwa ilmu untuk ilmu, bukan untuk amal. Rasulullah saw. bersabda: "Manusia yang mendapatkun azab paling berat di akhirat adalah orang yang berilmu yang Allah tidak memberinya kemanfaatan atas ilmunya."
Imam Ahmad dan al-Bayhaqi meriwayatkan dari Mansur Ibn Zadan yang berkata, "Telah sampai kabar kepada kami, bahwa apabila orang berilmu tidak memperoleh manfaat dari ilmunya itu, para penghuni Neraka berteriak karena mencium baunya yang busuk. Mereka—para penghuni neraka itu— berkata kepadanya, "Apa yang telah kamu perbuat, wahai orang jelek? Kamu telah mengganggu kami dengan baumu yang busuk. Apakah tidak cukup bagimu rasa sakit dan keburukan kami?" Orang yang berilmu itu menjawab, "Dulu, aku ini orang berilmu, tetapi aku tidak memperoleh manfaat dari ilmuku."
Diriwayatkan bahwa Al Junaidi setelah wafat memperlihatkan dirinya dalam tidurku, lalu ditanyakan kepadanya, "Apa kabar. hai Abu Al Qasim (panggilan Al Junaidi)?" Ia menjawab, "Semua ungkapan (ilmu) telah rusak dan isyarat-isyarat (ilmu yang lebih dalam) juga musnah. Tidak ada yang memberi kami manfaat kecuali rakaat-rakaat yang kami rukuk di tengah malam."
Wahai Anakku, Janganlah kamu menjadi orang yang bangkrut sebab amalmu, dan jangan pula batinmu dalam keadaan kosong dari dzikir pada Allah. Yakinlah bahwa ilmu semata tidak mungkin bisa diandalkan. Contohnya, seandainya seorang laki-laki gagah di tengah gurun sendirian memiliki sepuluh pedang India yang sangat ampuh dan beberapa pusaka lainnya. Laki-laki itu dikenal pemberani dan jago perang. Kemudian seekor singa yang sangat besar menghampirinya dan siap menerkamnya. Apa pendapatmu, apakah senjata-senjata yang hebat itu mampu mencegah laki-laki itu dan terkaman singa jika ia tidak menggunakan dan menghantamkannya kepada singa? Sudah pasti senjata-senjata itu tidak mampu melindunginya kecuali dengan digerak-gerakkan. Demikian juga jika seseorang telah membaca 100.000 masalah ilmiah dan berhasil menguasainya. tetapi tidak mengamalkannya, maka ilmu-ilmu itu tidak akan memberinya manfaat kecuali dengan mengamalkannva. Contoh lain. jika seseorang sakit kuning, dan ia mengetahui bahwa kesembuhannya hanya dengan ramuan obat tertentu yang telah dikuasainya, maka ia tidak mungkin sembuh kecuali dengan meminum obat itu.
Seandainya kamu telah belajar puluhan tahun, membaca banyak buku dan menguasai berbagai macam ilmu, lalu kamu menyimpan kitah-kitab sebagai bahan koleksi pribadi, maka semua itu tidak akan menolong dan menjadikanmu mendapatkan manfaat kecuali dengan mengamalkannya.
Allah swt. berfirman: 
"Dan bahwa manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya." (QS. Al Najm: 39).
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya. maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh." (QS. Al Kahfi: 110).
"Sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan." (Qs. Al Taubah: 82).
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh. bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya. mereka tidak ingin berpindah darinya." (QS. Al Kahfi: 107-108).
"Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh." (Qs. Al Furqan: 70).
Apa pula pendapatmu tentang hadis berikut ini: 
"Islam dibangun di atas lima [dasar]: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utuisan Allah, menegakkan shalat., mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadlan, dan berhaji ke Baitullah bagi yang mampu [menempuh] perjalanan ke sana."
Iman adalah diucapkan dengan lidah, dibenarkan dengan hati dan dilakukan dengan organ-organ tubuh. Dalil yang menunjukkan keharusan beramal lebih banyak daripada orang yang menghitung-hitung hahwa seseorang bisa sampai ke surga berkat keutamaan dan kemuliaan Allah. Akan tetapi, hal ini hanya mungkin tercapai setelah orang itu melakukan ketaatan dan beribadah kepadaNya, karena rahmat dan keutamaan Allah hanya untuk orang-orang yang mendekati kebaikan. Yakni golongan orang baik. Seandainya dikatakan pula hahwa surga bisa dicapai dengan iman semata, maka kami jawab, "Benar, tetapi sampai kapan?" Berapa banyak rintangan yang menuju surga yang harus dipangkas jika benar-henar ingin sampai. Tantangan pertama adalah tantangan iman. Apakah iman yang dimilikinya berhasil dipertahankan dan tidak tercabut dari hatinya, atau sebaliknya? Jika imannya selamat, apakah ia termasuk orang yang khianat atau bangkrut? Hasan Basri berkata. "Allah pada hari kiamat akan berkata kepada hamba-hambaNya, "Masuklah, hai hamha-hamhaKu ke surga sebab rahmatKu dan berbagilah kamu dengan amalmu."
Wahai Anakku, selama kamu tidak beramal, maka kamu tidak mendapatkan upah (pahala).
Dikisahkan hahwa seorang pria Bani Israil telah menyembah Allah selama 70 tahun. Allah swt. ingin memperlihatkannya kepada para malaikat, Maka diutuslah satu malaikat untuk memberikan kabar kepadanya bahwa ibadah yang selama ini dilakukannya belum menjadikannya layak masuk surga. Ketika kabar itu diterimanya, ia menjawabnya demikian. "Kami memang diciptakan untuk ibadah. Karena itu, kami harus menyembahNya." Ketika malaikat itu kembali dan menghadap Allah, ia mengadu, "Tuhanku, Engkau lebih tahu atas apa yang ia katakan." Allah pun menjawab, "Jika ia tidak berpaling dari beribadah kepada Kami, maka Kami bersama kemuliaan Kami tidak berpaling darinya. Saksikanlah, hai malaikat-malaikatKu, sesungguhnya Aku telah mengampuninya."
Rasulullah saw. bersabda:
"Hisablah (introspeksi) diri kalian sebelum kalian dihisab dan timbanglah amal kalian sebelum [amal] kalian ditimbang."
Ali bin Abi Thalib ra berkata, "Barangsiapa mengira bahwa dengan tanpa amal bisa sampai [kesurga], maka ia seorang pengangan-angan (pengkhayal). Barangsiapa mengira bahwa ia bisa sampai [ke surga] hanya karena amalnya, berarti ia adalah orang yang tidak butuh [rahmat Allah]."
Al Hasan berkata, "Mencari surga dengan tanpa amal adalah satu di antara dosa-dosa [besar]." la juga berkata, "Tanda kebenaran yang hakiki adalah meninggalkan perbuatan yang memperhatikan amal dan bukan meninggalkan amal."
Rasulullah saw. bersabda: "Orang yang cerdik adalah orang yang jiwanya dekat (pendek) dan beramal untuk sesuatu sesudah mati. Orang yang bodoh adalah orang yang mengikuti hawa nafsu dan mengangan-angankan Allah dengan angan-angan."

Selasa, 08 Maret 2011

Bangkitnya Sebuah Harapan

tetesan air hujan yg keluar dari mata
menangisi sejarah yg telah pergi
tak harus ku ingat
namun tak
mampu tuk pergi dari otak ini
sesuatu yang indah namun menyakitkan hati
membuat hari-hari ku
seakan tak berarti....
adakah jalan yang masih bisa ku tempuh..??
ketika kekecewaanku telah menggerogoti perasaan hati
mungkin tuhan ingin mengajariku arti dari sebuah kehidupan
kebahagiaan tak seindah yg dibayangkan
namun kuyakin akan sebuah janji
selagi masih dapat ku hirup nafas ini

HARAPAN  ITU MASIH ADA