Senin, 31 Januari 2011

Ku Seberangi Lautan bag-1

A
ku tak tahu mau memulai  dari mana kisah ku ini.Siang itu, masjidku kedatangan tamu santri dari Ponpes Jamiatul Ulum Ar Rahman sekupang Batam dalam rangka silaturrahmi bulanan.Ku berkenalan dengan salah satu dari mereka.Pemuda berwajah ganteng,berkulit putih yang dibaluti dgn pakaian khas ala arab itu bernama Ahmad Fadil Risky.”Biasanya saye dipanggil risky bang dengan kawan-kawan”.Dengan senyumannya dia menperkenalkan namanya kepadaku.”...salam kenal…ya!!!”jawabku,dengan senyuman yang melebar.Itulah dialog yang masih terekam dalam ingatanku.,,,,kami berbincang-bincang seputar kisah dan pengalaman di pondok.kami saling bertukar cerita tentang pengalaman masing-masing.Bagi ku,hal-hal yang berbau pondok sudah tidak asing lagi ditelinga ini.Karena notabeneku juga alumni pondok yang sama.Aku mengenal seluk beluk pondok itu yang masih menyimpan beribu kenangan  dalam memory ingatan ku.Rasa kangen yang tak terhingga membuat aku benar-benar ingin melayang kembali kemasa-masa indah ku saat berada dipondok dahulu.Rotan menjadi santapan kami setiap hari.Salah baca ketika simaan hafalan dirotan,telat masuk kedalam kelas dirotan,mau tidur…,bangun tidur…,mau makan pun terkadang dirotan juga karena gak tertib,hahahah…rotan jadi makanan favorit(itu bagi yang mbeling,,,yang rajin dan tertib jarang dirotan,,,heeheh).Aku masih teringat ketika kami ramai-ramai dirotan gara-gara main bola kaki di halaman masjid.Ustadz yudi yang menjadi  sang eksekutor pembantaian kami,,huhuhu.Ustadz yang terkenal garang,super disiplin dengan waktu, yang tak kenal ampun dengan siapapun diberikan amanah untuk menghukum kami.”Apo namo kalian neh???..dah berapo kali ustadz bilang jangan maen bola di depan sano,masih jugo kalian tak pahe-pahe???...”.Tentu dengan logat khas padang berkolaborasi dengan bahasa thailand yang beliau adopsi ketika mondok di patani.Ngerti ga ngerti kami belajar memahami kata demi kata yang terlontar dari bibir beliau yang sedikit kemerah-merahan disertai sedikit semburan air yang memancar dari mulut beliau seakan-akan hujan local yang siap membanjiri muka kami…heheheh.Marah????...sakit hati???...jengkel karena dirotanin???...jelas donk!!!...sangat terasa pada saat itu,,,.namun,rasa itu berubah menjadi kerinduan ketika aku selesai dari pondok.Meskipun beliau terkenal dengan keangkerannya,namun disisi lainnya beliau mempunyai rasa sayang yang sangat tak terhingga kepada kami.Beliau menganggap kami bukan sebagai murid,namun layaknya adik atau pun anak beliau sendiri.Terlebih lagi diriku.Aku sudah dianggap seperti adiknya sendiri.Teringat ketika aku ketahuan pacaran dengan anak kawasan industri bernama novi yang sekarang menjadi adik angkatku.Beliaulah orang  yang paling merasa kecewa dan sedih.”Ki,nape awak pacaran dek???...kalau abang punya anak,dah abang nikahkan awak ini dengan anak saye.jangan pacaranlah dek!!!”.Abang kenal siapa awak tu,,,awak tu rajin,baik,penurut,tawajuh dalam belajar,tak pernah buat macam-macam.Abang khawatir kalau awak kenal wanita hafalan awak kelak hilang dan ketawajuhan awak mulai pudar.Bukan abang melarang awak kenal wanita,selesaikan dulu belajar awak.Kalau sudah selesai,suke hati awaklah nak pilih cewek yang mane untuk dinikahi.Jangan pacaran,,,tak baik!!!”…. Itulah nasehat yang masih terngiang-ngiang di otak ku dan tak akan terlupakan sampai kapan pun.Ingin rasanya wajah ini dibanjiri oleh air mataku yang tak dapat ku bendung lagi .Jika sekiranya pada saat itu aku tak berada ditengah-tengah arena Jord ketika bersamanya.Saat itu pula aku akan meluapkan tangisan kesedihan ku karena terharu. Oh…kisah, biarlah kau menjadi sejarahku yang akan ku abadikan dalam sebuah tulisan kelaknya.Aku menceritakan masa-masa kenangan indah itu kepada risky.Tak sadar adzan dzuhurpun telah berkumandang.Ku sudahi cerita ini sambil bergegas mengambil air wudhu ketempat wudhu di susul oleh risky dari belakang,

0 komentar:

Posting Komentar